Thursday, March 12, 2009

Tugas dari bu dwi, bikin cerpen:jatuh ke dalam solokan

TERJATUH KE DALAM SOLOKAN

 

        di suatu hari, tepatnya hari minggu pagi,  saat aku sedang menonton tv, terdengar telepon rumahku berdering, kubiarkan suara telpon yang terasa makin lama makin keras di telingaku. Aku berharap ada yang mengangkatnya. Ku tak hiraukah suara telepon itu, sampai akhirnya berhenti sendiri. Ttak lama kemudian, telepon berdering kembali, dan berharap ada yang mengangkatnya . lagi-lagi tidak. apa boleh buat,dengan malasnya, aku bangun dari posisi “pw”-ku dan mengangkat telepon itu. Terdengar suara anak-anak  dari telepon.

 

“halo, wildannya ada?” Tanya fajar

“iya, sayan sendiri, ini fajar ya?” tanyaku pula

“iya dan,”

“kenapa jar? Tumben nelpon?” Tanya ku terheran

“bisa datang ke rumah gw gak dan? “ Tanya fajar

“ngapain?” tanyaku balik

“kerja kelompok IPA…” jawab fajar

“oh gitu… siapa ajah yang dating?” tanyaku ingin tahu karena aku malas kalau   

 Cuma aku yang datang, gak seru!   

“semua kelompok kita datang koq dan…” fajar berusaha menyakinkanku

“ok deh, gw kesana… tunggu yah… paling juga 20 menit-an deh sampe” kataku

 

Setelah menutup telepon dari fajar, aku mengambil handuk dan langsung menuju kamar mandi. Celaka… ternyata perutku tidak bisa “kompromi” nih… terpaksa deh nongkrong dulu… baru mandi. 10 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi , menuju lemari baju dikamarku. Setelah pilih-pilih baju, aku putuskan untuk memakai kaos baru yang belum lama dibelikan ayahku, warna hijau, warna favoritku,

 

         Aku ke rumah fajar menggunakan sepeda karena jarak rumah kami memang cukup jauh. rumah fajar terletak di samping rel kereta, kadang aku berfikir “apakah mereka semua tidak takut terkena kereta?’” pikirku dalam hati. apalagi  di samping kiri rel terdapat sebuah solokan atau got yang terlihat sangat kotor dan bau, Cuma ada sedikit air dan banyak bebatuan. Aku turun dari sepedaku dan mengangkatnya melewati rel kereta api. Tetapi, pada saat aku ingin melangkahkan kaki-ku menuju rel, tiba-tiba terdengar suara “ting-nong,ting-nong,ting-nong” menandakan kereta akan lewat, terpaksa aku hentikan langkahku dan membiarkan kereta lewat terlebih dahulu.

           saat kereta ekonomi itu lewat, sempat aku melihat banyak orang yang mencari nafkah disela-sela penuhnya penumpang, aku melihat seorang bapak-bapak tuna netra dan para pedangan lain menawarkan barang jualannya didalam sana. Aku sempat terkesima melihat mereka berusaha mencari nafkah meskpun harus berdesak-desakan sambil membawa barang dagangan yang berat.

 

             Saat kereta sudah lewat, aku melihat teman-temanku sudah menantiku di sebrang rel. mereka semua menghampiriku dan dengan tersenyum dan membantu mengangkat sepedaku untuk menyebrangi rel. ternyata semua anggota kelompok tugas IPA-ku sudah datang semua. Akhirnya kami putuskan untuk memulaimengerjakan tugas IPA dari sekolah yaitu tentang listrik

 

        

           Waktu sudah menunjukan pukul 12.00. matahari sudah terlihat berada diatas kepalaku, tidak terasa hari sudah sesiang ini, aku dan teman-temanku memutuskan untuk pulang karena tugas IPA kami sudah selesai kami kerjakan. Aku kembali menaiki sepedaku menuju kerumah. Pada saat menyebrangi rel kereta, aku sangat sangat tergesa-gesa saat mengangkat sepedaku, karena aku takut tertabrak kereta. sepedaku terasa berat, mungkin karena hari sudah siang dan aku habis kerja kelompok, badanku menjadi sedikit lemas dan mataku mengantuk.

 

             Setelah menyebrangi rel kereta, badanku terasa sangat lemas, perlahan-lahan keringat keluar dari badanku membasahi tubuhku yang kelelahan ini, akhirnya aku memutuskan untuk beristirahat sejenak. Kutaruh sepedaku ke pinggir solokan dan aku duduk di pos yang berada di dekatn solokan itu. Enak sekali rasanya duduk di pos itu, angina sepoi-sepoi seakan-akan menghapuskan keringatku yang bercucuran. Setelah rasa capai-ku hilang, aku-pun bangkit dari pos itu dan berjalan menuju sepedaku yang ku geletakkan di pinggir solokan. Lalu kuberdirikan sepedaku dan menaikinya. Tetapi , sewaktu aku ingin menggoes pedal sepedaku, pedal sepedaku terasa berat, ternyata ban spedakutersangkut diantara besi-besi yang terdapat di pinggir solokan itu. Karena aku tidak menjaga keseimbangan tubuhku, akhirnya aku dan sepedaku terjatuh kedalam solokan itu, bagian yang pertama jatuh adalah punggungku jatuh mengenai batu-batu yang ada di solokan itu.

 

              Aku terkapar sejenak di solokan itu, dan aku bangun dan saat aku bangun, dada-ku terasa sakit sehingga aku sulit bernafas… tetapi untung hal itu tak lama terjadi. Akupun meraih besi-besi yang ada di pinggir solokan untuk berusaha keluar dari solokan itu. Tetapi percuma saja, tanganku masih sangat sakit karena terbentur batu-batu yang ada di solokan itu. Aku pun berusaha lagi dan lagi, tetapi percuma saja, tanganku masih sangat lemas, sampai akhirnya seorang bapak-bapak yang bernama pak waslam mengulurkan tangannya kepadaku, lalu dengan cepat aku menggenggam tangan beliau dan beliau menarik tangannya berusaha untuk mengeluarkanku dari solokan. Aku-pun terselamatkan oleh pak waslam begitu pula sepedaku, karena kejadian itu, satu pasang sandalku –pun menjadi korban, terbawa arus air solokan itu. Akhirnya aku berterima kasih kepada pak waslam dan langsng pulang dengan terhuyung-huyung dan tidak memakai sandal.

 

 

 

THE END

1 comment: